Telah lama profesi guru di Indonesia dipersepsi oleh masyarakat sebagai “profesi kelas dua”. Idealnya, pilihan seseorang untuk menjadi guru adalah “panggilan jiwa” untuk memberikan pengabdian pada sesama manusia dengan mendidik, mengajar, membimbing, dan melatih, yang diwujudkan melalui proses belajar-mengajar serta pemberian bimbingan dan pengarahan kepada siswa agar mencapai kedewasaan masing-masing.
Guru adalah profesi yang terhormat. Howard M. Vollmer dan Donald L. Mills (1966) mengatakan bahwa profesi adalah sebuah jabatan yang memerlukan kemampuan intelektual khusus, yang diperoleh melalui kegiatan belajar dan pelatihan yang bertujuan untuk menguasai keterampilan atau keahlian dalam melayani atau memberikan advis pada orang lain, dengan memperoleh upah atau gaji dalam jumlah tertentu.
Guru profesional memiliki arena khusus untuk berbagi minat, tujuan, dan nilai-nilai profesional serta kemanusiaan mereka. Dengan sikap dan sifat semacam itu, guru profesional memiliki kemampuan melakukan profesionalisasi secara terus-menerus, memotivasi-diri, mendisiplinkan dan meregulasi diri, mengevaluasi-diri, kesadaran-diri, mengembangkan-diri, berempati, menjalin hubungan yang efektif.
Berbicara mengenai Kode Etik Guru dan etika profesi guru dengan segala dimensinya tidak terlepas dengan dimensi organisasi atau asosiasi profesi guru dan kewenangannya, Kode Etik Gutu itu sendiri, Dewan Kehormatan Guru, pembinaan etika profesi guru, dan lain-lain. Oleh karena itu, beberapa frasa yang terkait dengan ini perlu didefinisikan.
Esensi Kode Etik dan Etika Profesi
Guru harus menyadari bahwa jabatan guru adalah suatu profesi yang terhormat, terlindungi, bermartabat, dan mulia. Karena itu mereka harus menjunjung tinggi etika profesi. Mereka mengabdikan diri dan berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia yang beriman dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab.
Guru Indonesia selalu tampil secara profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Mereka memiliki kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Penyandang profesi guru adalah insan yang layak ditiru dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khususnya oleh peserta didik. Dalam melaksankan tugas, mereka harus berpegang teguh pada prinsip “ing ngarso sung tulodho, ing madya mangun karso, tut wuri handayani”. Untuk itu pihak yang berkepentingan selayaknya tidak mengabaikan peranan guru dan profesinya.
Dalam melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI) sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika dalam jabatan guru sebagai pendidik putera-puteri bangsa. KEGI yang tercermin dalam tindakan nyata itulah yang disebut etika profesi atau menjalankan profesi secara beretika.
Di Indonesia, guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan KEGI. Kode Etik harus mengintegral pada perilaku guru. Disamping itu, guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode Etik dimaksud kepada rekan sejawat, penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan pemerintah. Bagi guru, Kode Etik tidak boleh dilanggar, baik sengaja maupun tidak.
Rumusan Kode Etik Guru Indonesia
Ketika melaksanakan tugas profesinya, guru Indonesia harus menyadari sepenuhnya, bahwa Kode Etik Guru (KEG), Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), atau nama lain sesuai dengan yang disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesi guru, merupakan pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika jabatan guru. Dengan demikian, guru harus menyadari bahwa jabatan mereka merupakan suatu profesi yang terhormat, terlindungi, bermartabat, dan mulia. Di sinilah esensi bahwa guru harus mampu memahami, menghayati, mengamalkan, dan menegakkan Kode Etik Guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional dan menjalani kehidupan di masyarakat.
Ketaatasasan guru pada Kode Etik akan mendorong mereka berperilaku sesuai dengan norma- norma yang dibolehkan dan menghindari norma-norma yang dilarang oleh etika profesi yang ditetapkan oleh organisasi atau asosiasi profesinya selama menjalankan tugas-tugas profesional dan kehidupan sebagai warga negara dan anggota masyarakat. Dengan demikian, aktualisasi diri guru dalam melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran secara profesional, bermartabat, dan beretika akan terwujud.
Kode Etik Guru dibuat oleh organisasi atau asosiasi profesi guru. PGRI misalnya, telah membuat Kode Etik Guru yang disebut dengan Kode Etik Guru Indonesia (KEGI). KEGI ini merupakan hasil Konferensi Pusat PGRI Nomor V/Konpus II/XIX/2006 tanggal 25 Maret 2006 di Jakarta yang disahkan pada Kongres XX PGRI No. 07/Kongres/XX/PGRI/2008 tanggal 3 Juli 2008 di Palembang. KEGI ini dapat menjadi Kode Etik tunggal bagi setiap orang yang menyandang profesi guru di Indonesia atau menjadi referensi bagi organisasi atau asosiasi profesi guru selain PGRI untuk merumuskan Kode Etik bagi anggotanya.
KEGI versi PGRI seperti disebutkan di atas telah diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional bersama Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB-PGRI) tahun 2008. Dalam kata pengantar penerbitan publikasi KEGI dari pihak kementerian disebutkan bahwa “semua guru di Indonesia dapat memahami, menginternalisasi, dan menunjukkan perilaku keseharian sesuai dengan norma dan etika yang tertuang dalam KEGI ini.”
Pelanggaran dan Sanksi
Kode Etik Guru merupakan pedoman sikap dan perilaku yang bertujuan menempatkan guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Kode Etik Guru berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, dan organisasi atau asosiasi profesi.
Pada sisi lain UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengamanatkan bahwa untuk menjaga dan meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian, organisasi atau asosiasi profesi guru membentuk Kode Etik. Kode Etik dimaksud berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas keprofesian.
Setiap pelanggaran adalah perilaku menyimpang dan/atau tidak melaksanakana KEGI dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan profesi guru. Guru yang melanggar KEGI dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku pada organisasi profesi atau menurut aturan negara.
Tentu saja, guru tidak secara serta-merta dapai disanksi karena tudingan melanggar Kode Etik profesinya. Pemberian sanksi itu berdasarkan atas rekomendasi objektif. Pemberian rekomendasi sanksi terhadap guru yang melakukan pelanggaran terhadap KEGI merupakan wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI). Pemberian sanksi oleh DKGI sebagaimana harus objektif, tidak diskriminatif, dan tidak bertentangan.
Rekomendasi DKGI wajib dilaksanakan oleh organisasi profesi guru. Tentu saja, istilah wajib ini normatif sifatnya. Sanksi dimaksud merupakan upaya pembinaan kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga harkat dan martabat profesi guru. Selain itu, siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran KEGI wajib melapor kepada DKGI, organisasi profesi guru, atau pejabat yang berwenang.
Pada tataran menjalankan tugas keprofesian keseharian, guru Indonesia bertanggungjawab mengantarkan peserta didiknya untuk mencapai kedewasaan sebagai calon pemimpin bangsa pada semua bidang kehidupan. Dalam melaksanakan tugas profesinya itu, guru Indonesia mestinya menyadari sepenuhnya bahwa perlu ditetapkan KEGI sebagai pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam bentuk nilai-nilai moral dan etika.
Untuk menegakkan Kode Etik itu, organisasi profesi guru membentuk Dewan kehormatan yang keanggotaan serta mekanisme kerjanya diatur dalam anggaran dasar organisasi profesi guru. Dewan Kehormatan Guru (DKG) dimaksud dibentuk untuk mengawasi pelaksanaan kode etik guru dan memberikan rekomendasi pemberian sanksi atas pelanggaran kode etik oleh guru. (*)
|
Anak Muda BAPEACE
Kamis, 28 Maret 2013
Memahami Etika Profesi Guru
Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi dan Kode Etik Profesi
Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi dan Kode Etik Profesi
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu “Ethikos” yang berati timbul dari kebiasaan, adalah cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.
Berikut ini merupakan dua sifat etika, yaitu :
Ø Non-empirisFilsafat digolongkan sebagai ilmu non empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Ø Praktis Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dan sebagainya, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.
Perbedaan antara Etika dengan Etiket yaitu, Etika menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Contohnya : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri. “Jangan mencuri” merupakan suatu norma etika. Di sini tidak dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri. Sedangkan Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita). Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku. Contohnya : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian (tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.
Pengertian Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian yang diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut professional, sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya.
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari profesi, yaitu :
- Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis
Seorang professional harus memiliki pengetahuan teoretis dan keterampilan mengenai bidang teknik yang ditekuni dan bisa diterapkan dalam pelaksanaanya atau prakteknya dalam kehidupan sehari-hari.
- Asosiasi Profesional
Merupakan suatu badan organisasi yang biasanya diorganisasikan oleh anggota profesi yang bertujuan untuk meningkatkan status para anggotanya.
- Pendidikan yang Ekstensi
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi. Seorang professional dalam bidang teknik mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi baik itu dalam suatu pendidikan formal ataupun non formal.
- Ujian Kompetisi
Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoretis.
- Pelatihan institutional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi. Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.
- Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
- Otonomi kerja
Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
- Kode etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
- Mengatur diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi.
- Layanan publik dan altruism
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
- Status dan imbalan yang tinggi
Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka berikan bagi masyarakat.
Pengertian Etika Profesi
Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.
Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi
- Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan
- Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
- Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi
Selasa, 29 Januari 2013
Contoh Script JMenu Pada JAVA
JMenu
Pada pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang JMenu.
Contoh kode program nya :
import java.awt.event.*;
import javax.swing.*;
import java.awt.*;
class CobaMenu extends JFrame{
JMenuBar menuBar;
JMenu file, doc, edit, help;
JMenuItem open, save, exit, delete, copy, paste, about;
public CobaMenu(){
setTitle("Menu");
setSize(200,200);
file= new JMenu ("File");
file.setMnemonic('F');
doc= new JMenu ("Document");
doc.setMnemonic('D');
edit= new JMenu ("Edit");
edit.setMnemonic('E');
help= new JMenu ("Help");
help.setMnemonic('H');
open= new JMenuItem ("Open");
open.setMnemonic('O');
save= new JMenuItem ("Save");
save.setMnemonic('S');
exit= new JMenuItem ("Exit");
exit.setMnemonic('X');
delete= new JMenuItem ("Delete");
delete.setMnemonic('L');
copy= new JMenuItem ("Copy");
copy.setMnemonic('C');
paste= new JMenuItem ("Paste");
paste.setMnemonic('P');
about= new JMenuItem ("About");
about.setMnemonic('A');
menuBar= new JMenuBar();
setJMenuBar(menuBar);
menuBar.add(file);
file.add(open);
file.add(save);
file.addSeparator();
file.add(exit);
menuBar.add(doc);
doc.add(edit);
edit.add(copy);
edit.add(paste);
edit.add(delete);
menuBar.add(help);
help.add(about);
exit.addActionListener (new ActionListener(){
public void actionPerformed (ActionEvent e ){
System.exit(0);
}
});
setDefaultCloseOperation(EXIT_ON_CLOSE);
setVisible(true);
}
}
public class MainMenu{
public static void main (String[] neno){
CobaMenu m= new CobaMenu();
}
}
penjelasan program :
membuat kelas CobaMenu yang merupakan turunan dari kelas JFrame, isinya membuat menubar (untuk menempatkan menu-menu), membuat menu file, doc, edit, help, kemudian membuat menuitem (untuk menyusun item menu yang berupa teks atau label, termasuk membuat shortcut dari keyboard).
selanjutnya didalam kelas CobaMenu dibuat judul Menu, ukuran form nya 200*200. dibuat menu File menu Document, Edit, Help. dibuat menu item open, save, exit, delete, copy, paste, about. lalu diatur lah kemana menu apa menu item- menu item tersebut dimasukkan. setelah diatur dibuat pula kode untuk mengaktifkan tombol close pada form yang muncul.
Hasilnya seperti dibawah ini :
Kita membuat 3 Menu yaitu : File, Document, Help.
Didalam menu File terdapat open, save, exit.Kalau exit diklik maka akan menutup system.
Didalam menu Document terdapat edit dan didalam edit ada copy, paste, dan delete, terakhir menu Help ada about.
Contoh program yang lain :
import java.awt.event.*;
import javax.swing.*;import java.awt.*;
class FFrame extends JFrame implements ActionListener{
JButton btnTutup= new JButton ("TUTUP");
public FFrame(){
super ("Frame");
setSize(200,100);
setDefaultCloseOperation(JFrame.DISPOSE_ON_CLOSE);
setLayout(null);
add(btnTutup);
btnTutup.addActionListener(this);
btnTutup.setBounds(40,20,100,20);
setVisible(true);
}
public void actionPerformed(ActionEvent e){
if(e.getSource()==btnTutup){
dispose();
}
}
}
ketika
dijalankan maka dia akan meminta kelas utama karena ini bukan kelas
induk. Selanjutnya kita buat lagi kelas yang lain, yang hampir sama
dengan kode diatas.
import java.awt.event.*;
import javax.swing.*;import java.awt.*;
class FDialog extends JDialog implements ActionListener{
JButton btnTutup= new JButton ("TUTUP");
public FDialog(){
setTitle ("Dialog");
setSize(200,100);
setDefaultCloseOperation(JDialog.DISPOSE_ON_CLOSE);
setLayout(null);
add(btnTutup);
btnTutup.addActionListener(this);
btnTutup.setBounds(40,20,100,20);
setVisible(true);
}
public void actionPerformed(ActionEvent e){
if(e.getSource()==btnTutup){
dispose();
}
}
}
Program ini sama dengan program FFrame.java yang juga membutuhkan kelas utama. Berikut kode kelas utamanya:
import java.awt.event.*;
import javax.swing.*;import java.awt.*;
class Menu extends JFrame{
JMenuBar menuBar;
JMenu file, buatBaru;
JMenuItem exit, frame, dialog, pesan;
public Menu(){
setTitle("Menu");
setSize(200,200);
file= new JMenu("File");
file.setMnemonic('F');
buatBaru= new JMenu("BuatBaru");
buatBaru.setMnemonic('B');
exit= new JMenuItem("Exit");
exit.setAccelerator(KeyStroke.getKeyStroke(KeyEvent.VK_X,ActionEvent.CTRL_MASK));
frame= new JMenuItem("Frame");
frame.setAccelerator(KeyStroke.getKeyStroke(KeyEvent.VK_F,ActionEvent.CTRL_MASK));
dialog= new JMenuItem("Dialog");
dialog.setAccelerator(KeyStroke.getKeyStroke(KeyEvent.VK_D,ActionEvent.CTRL_MASK));
pesan= new JMenuItem("Pesan");
pesan.setAccelerator(KeyStroke.getKeyStroke(KeyEvent.VK_P,ActionEvent.CTRL_MASK));
menuBar= new JMenuBar();
setJMenuBar(menuBar);
menuBar.add(file);
file.add(exit);
menuBar.add(buatBaru);
buatBaru.add(frame);
buatBaru.add(dialog);
buatBaru.add(pesan);
exit.addActionListener(new ActionListener(){
public void actionPerformed(ActionEvent e){
System.exit(0);
}
});
frame.addActionListener(new ActionListener(){
public void actionPerformed(ActionEvent e){
new FFrame();
}
});
dialog.addActionListener(new ActionListener(){
public void actionPerformed(ActionEvent e){
new FDialog();
}
});
pesan.addActionListener(new ActionListener(){
public void actionPerformed(ActionEvent e){
JOptionPane.showMessageDialog(null,"Tutup?","Pesan",JOptionPane.QUESTION_MESSAGE);
}
}
);
setDefaultCloseOperation(EXIT_ON_CLOSE);
setVisible(true);
}
}
public class MainMenu1{
public static void main (String[] neno){
new Menu();
}
}
penjelasan kode :
Sama dengan contoh program pertama yang membuat menu-menu. sekarang
yang dibuat menu file dan BuatBaru, namun didalam kode ini akan
dipanggil method FFrame dan FDialog, kedua method tersebut sudah kita
kerjakan yang isinya hanya membuat button dengan nama tutup, sehingga
ketika kita klik frame dari menu BuatBaru maka yang keluar button tutup
saja. begitu juga dengan menu item dialog ketika diklik, namun untuk
pesan akan menampilkan kotak pesan. anda bisa melihatnya saat anda
berhasil menjalankan program tersebut.
hasilnya sbb :
Program diatas menampilkan 2 menu yaitu File dan BuatBaru.
apakah isi dari kedua menu tersebut?
sewaktu menu file diklik maka yang muncul adalah :
dan ketika menu BuatBaru diklik maka yang muncul adalah :anda bisa mencoba menekan isi dari pada setiap menu, termasuk menggunakan keyboard untuk menjalankan shortcut yang dibuat.
Contoh Script JList pada JAVA
ContohJList.java
import javax.swing.*;
import javax.swing.event.*;
import java.awt.*;
class cthList extends JFrame {
JList
daftar;
JTextArea
tArea1, tArea2;
JPanel
panel1, panel2, panel3, panel4;
JSpinner
spin;
String
daftarBunga[]= {"Melati", "Mawar", "Krisan",
"Kenanga", "Cempaka", "Tulip",
"Kamboja", "Jepang"};
public
cthList() {
super
("Tes JList");
setSize
(350,300);
spin
= new JSpinner();
spin.setValue
(new Integer(10));
panel1
= new JPanel();
panel2
= new JPanel();
panel3
= new JPanel();
panel4
= new JPanel();
daftar
= new JList (daftarBunga);
daftar.setSelectedIndex(0);
tArea1
= new JTextArea ("",3,15);
tArea1.setEditable
(false);
tArea2
= new JTextArea ("",3,15);
tArea2.setEditable
(false);
setLayout
(new BorderLayout());
add
(panel1, "North");
add
(panel2, "West");
add
(panel3, "East");
add
(panel4, "South");
panel1.add
(daftar);
panel2.add
(tArea1);
panel3.add
(tArea2);
panel4.add
(spin);
setDefaultCloseOperation
(3);
setVisible
(true);
daftar.addListSelectionListener
(new ListSelectionListener ()
{
public
void valueChanged (ListSelectionEvent e) {
tArea1.setText
("Yang terpilih : \n"+ daftar.getSelectedValue ());
}
}
);
spin.addChangeListener
(new ChangeListener () {
public
void stateChanged (ChangeEvent e) {
tArea2.setText
("Nilai : \n" +spin.getValue());
}
}
);
}
}
public class ContohJList {
public static void main (String [] args) {
cthList
apl = new cthList ();
}
}
Contoh Script Database.java
CobaDatabase.java
import java.sql.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import javax.swing.*;
class CobaDatabase {
public
static void main (String [] args) {
DBMahasiswa
mahasiswa = new DBMahasiswa ();
}
}
class DBMahasiswa extends JFrame implements ActionListener {
final
JLabel lNim,lNama,lAlamat;
final
JTextField nim,nama,alamat;
final
JButton btnSave,btnHapus;
final
JPanel panel1,panel2;
public
DBMahasiswa () {
setTitle
("Coba Database");
lNim
= new JLabel ("NIM : ");
lNama
= new JLabel ("NAMA : ");
lAlamat
= new JLabel ("ALAMAT : ");
nim=
new JTextField (20);
nama=
new JTextField (20);
alamat=
new JTextField (20);
btnSave
= new JButton ("SIMPAN");
btnSave.addActionListener
(this);
btnHapus
= new JButton ("HAPUS");
btnHapus.addActionListener
(this);
panel1
= new JPanel (new GridLayout (3,1));
panel2
= new JPanel (new GridLayout (3,1));
setLayout
(new BorderLayout());
add
(panel1, "West");
panel1.add(lNim);
panel1.add(lNama);
panel1.add(lAlamat);
add
(panel2, "East");
panel2.add(nim);
panel2.add(nama);
panel2.add(alamat);
add
(btnSave, "South");
add
(btnHapus, "North");
pack
();
setDefaultCloseOperation
(3);
setVisible
(true);
}
public void actionPerformed (ActionEvent ae) {
if
(ae.getSource()==btnSave) {
String
sql = "insert into mahasiswa values('"+nim.getText()+"',
'"+nama.getText()+"', '"+alamat.getText()+"')";
try
{
//untuk
database SQL
/*Class.forName
("org.gjt.mm.mysql.Driver");
Connection
con = DriverManager.getConnection
("jdbc:mysql://localhost/praktikum", "root",
"");*/
//untuk
database ACCESS
Class.forName
("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver");
Connection
con = DriverManager.getConnection ("jdbc:odbc:coba", "",
"");
Statement
stmt = con.createStatement();
stmt.executeUpdate
(sql);
stmt.close();
con.close();
JOptionPane.showMessageDialog
(this, "Data berhasil disimpan",
"Hasil",JOptionPane.INFORMATION_MESSAGE);
}
catch
(Exception e){
JOptionPane.showMessageDialog
(this, e.getMessage (), "Hasil", JOptionPane.ERROR_MESSAGE);
}
}
if
(ae.getSource ()==btnHapus) {
int
pesan = JOptionPane.showConfirmDialog (null, "Anda yakin ingin menghapus
pegawai\n"+
"dengan
NIM ='"+ nim.getText ()+"'", "Konfirmasi Hapus Data",
JOptionPane.OK_CANCEL_OPTION, JOptionPane.QUESTION_MESSAGE);
if
(pesan == JOptionPane.OK_OPTION) {
String
sql = " DELETE from mahasiswa where
nim='"+nim.getText()+"'";
try
{
//
Untuk Database SQL
/*Class.forName
("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver");
Connection
con = DriverManager.getConnection ("jdbc:odbc:java", "",
"");*/
//untuk
database ACCESS
Class.forName
("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver");
Connection
con = DriverManager.getConnection ("jdbc:odbc:coba", "",
"");
Statement
stmt = con.createStatement();
stmt.executeUpdate
(sql);
stmt.close();
con.close();
JOptionPane.showMessageDialog
(this, "Data berhasil dihapus",
"Hasil",JOptionPane.INFORMATION_MESSAGE);
}
catch
(Exception e){
JOptionPane.showMessageDialog
(this, e.getMessage (), "Hasil", JOptionPane.ERROR_MESSAGE);
}
}
}
System.exit (0);
}
}
lihatDatabase.java
import java.sql.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import javax.swing.*;
class LihatDatabase {
public
static void main (String [] args) {
LihatData
data = new LihatData ();
}
}
class LihatData extends JFrame {
public LihatData () {
setTitle
("Lihat Database");
String
tdata[][] = new String [0][0];
try {
//Untuk
Database menggunakan SQL
/*Class.forName
("org.gjt.mm.mysql.Driver");
Connection
conn = DriverManager.getConnection
("jdbc:mysql://localhost/praktikum", "root",
"");*/
//Untuk
Database menggunakan ACCESS
Class
.forName ("sun.jdbc.odbc.JdbcOdbcDriver");
Connection
conn = DriverManager.getConnection ("jdbc:odbc:coba", "",
"");
Statement
stmt = conn.createStatement ();
//Sintaks
sql yang dibawa
String
sql = "select * from mahasiswa";
//
Hasilnya ditampung disini
ResultSet
rs = stmt.executeQuery (sql);
tdata
= new String [500] [3];
int
p=0;
//
Jika data berikutnyua ada, maka...
while
(rs.next ()) {
//kita
dapatkan data dari kolom 1
tdata
[p][0] = rs.getString (1);
tdata
[p][1] = rs.getString (2);
tdata
[p][2] = rs.getString (3);
p++;
}
//
stmt dibebaskan dari memori
stmt.close();
//
koneksi ditutup
conn.close();
}
catch (Exception exc) {
JOptionPane.showMessageDialog (this, "ERROR",
"Hasil", JOptionPane.ERROR_MESSAGE);
}
String [] nkolom = {"Nim", "Nama",
"Alamat"};
JTable tabel = new JTable (tdata,nkolom);
JScrollPane gridtabel = new JScrollPane (tabel);
tabel.setPreferredScrollableViewportSize (new Dimension
(400,300));
setLayout (new FlowLayout ());
add (gridtabel);
pack();
setDefaultCloseOperation(3);
setVisible (true);
}
}
Langganan:
Postingan (Atom)